Rahasia Zakat Fitri – Adi Hidayat

Waktu: Online, 16 Mei 2020
Pemateri: Ustadz Adi Hidayat
Tema: Aku Suka – Rahasia Zakat Fitri

Pemabahsan mengenai zakat fitri akan di bagi kedalam tiga uraian yaitu mengenai definisi, korelasi dengan shiyam dan ketentuan.

A. Definisi

Zakat fitrah maupun zakat fitri terdiri dari 2 kata yaitu zakat dan fitrah/fitri. Zakat memiliki dua makna yaitu:
1. Adshiku wa nama. Adshiku memiliki makna bahwa orang yang berzakat telah menunjukkan pembuktian iman di hadapan Allah.

Isyarat spesifik perintah zakat diantaranya dalam surat Al-Baqarah ayat 43, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَأَقِيمُوا الصَّلٰوةَ وَءَاتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرّٰكِعِينَ
“Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk.”
Perintah zakat akan terasa berat dilakukan jika kita tidak memiliki iman atau definisi terbaliknya jika kita beramal zakat maka kita telah menunjukkan pembuktian iman kepada Allah. Turunan kata adshiku ialah shodaqoh yang terisyarat dalam QS 9: 60 dan 103.
2. At thohir At thohir memiliki arti sesuatu yang mensucikan. Makna ini ditemukan diantara nya pada QS 91:9 dan secara spesifik pada QS 9:103. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
خُذْ مِنْ أَمْوٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ  ۖ إِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ  ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 103)
Kata fitri dan fitrah memiliki makna yang berbeda.
1. Fitri, kata ini senafas dengan kata futur yang memiliki arti makanan atau sarapan pagi. Asal maknanya ialah makanan pertama yang di konsumsi. Fitri bermakna pada fisik makanan atau dikaitkan dengan objek yang dikeluarkan.
2. Fitrah
Fitrah artinya nilai-nilai kebenaran, misal jujur, tidak mencela, tidak mencuri, menjaga amanah dan lainnya. Dalam konteks zakat maka kata fitrah ini dikaitkan dengan fungsi zakat yaitu untuk mensucikan jiwa atas segala perbuatan buruk kita. Menariknya, Allah memberikan isyarat bahwa mustahil orang berkelakuan buruk jika berpegang erat pada agama.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا  ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِى فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا  ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ  ۚ ذٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (QS. Ar-Rum 30: Ayat 30)
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa jika kita ingin kembali pada fitrah kita sebagai manusia maka ikuti petunjuk Allah dengan metaati Ad Din. Ad din dalam ayat di atas di jelaskan lebih lanjut pada ayat yang lain yaitu dengan mengikuti petunjuk islam. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلٰمُ  ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ  ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِئَايٰتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 19)

B. Korelasi Dengan Shiyam

Tugas pokok zakat fitri dalam HR Bukhari no 1506 dari perawi sahabat ibn Abbas berupa memberikan makan kepada orang miskin yang tidak memiliki makanan agar saat idul fitri bisa makan dan tidak berpuasa. Ada kisah, seorang anak bertanya pada ulama apa hukum puasa saat idul fitri ? Anak ini bertanya demikian karena dirinya tidak memiliki makanan sehingga saat idul fitri melanjutkan puasa kembali. Ulama tersebut peka atas pertanyaan si anak, dia menjawab bahwa hukumnya adalah saya harus memberikan kamu makanan. Dengan demikian korelasi dengan shiyam selain zakat fitrah sebgagai penyucian jiwa juga memiliki esensi lain agar kaum muslimin saat idul fitri memiliki hidangan untuk di makan. Arti idul fitri sendiri adalah kembali makan secara makna kata.

C. Ketentuan

1. Bentuk. Mayoritas ulama khususnya pada madzab maliki, syafii dan hambali, zakat fitri dikeluarkan hanya dalam bentuk makanan sesuai tugas pokok zakat fitrah agar yang kesulitan makanan bisa makan saat idul fitri. Sebagian ulama lain khususnya madzab abu hanifah, zakat fitrah bisa di keluarkan dalam bentuk uang pada kalangan tertentu.
2. Ukuran. Dalam HR Abu Daud no 1609 perawi sahabat Abu Said Al Hudri bahwa sejak zaman nabi bentuk zakat fitrah selalu makanan dengan kadar satu shad kurma atau gandum. Ulama melihat dengan metode kias, karena orang arab makanan pokok nya kurma/gandum maka zakat fitri misal di Indonesia bisa di lakukan dengan beras karena makanan pokok kita nasi. Adapun secara konversi satu shad bisa di samakan dengan 2,5 kg atau 3,5 liter. Adapun penerima zakat fitrah hanya golongan fakir dan miskin, kecuali zakat maal bisa kedepan golongan yang di isyaratkan pada QS 9:60, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا الصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَآءِ وَالْمَسٰكِينِ وَالْعٰمِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِى الرِّقَابِ وَالْغٰرِمِينَ وَفِى سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ  ۖ فَرِيضَةً مِّنَ اللَّهِ  ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 60)

About catatanis

Pemuda yang ingin berbagi karena Allah Ta'ala

Posted on 16 Mei 2020, in Al-Majmu and tagged , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar